Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Jepang Tak Kenal Budaya Memberi Tip, Ini 5 Alasannya

Jakarta - Budaya tip rupanya tidak ada di Jepang. Ada alasan mengapa memberi tambahan uang pada pegawai restoran tak umum dilakukan. Banyak buku panduan wisata menyebut orang-orang Jepang berpikir memberi tip adalah hal tak sopan. Sampai-sampai sebuah jaringan restoran sushi Jepang ternama di New York City ikut memberlakukan aturan 'no tipping.' Banyak orang heran mengingat memberi tip sangat umum dilakukan di Amerika dan banyak negara lainnya. Sora News 24 (23/8) merangkum alasan Jepang tidak mengenal budaya tip. 1. Memberi tip bukan budaya Jepang Meski banyak buku panduan wisata menyebut orang Jepang menganggap memberi tip tidak sopan, sebenarnya tak sepenuhnya begitu. Mereka hanya merasa memberi tip adalah hal aneh. Sama seperti di Amerika, Jepang juga memberlakukan aturan sektor pekerjaan mana yang pantas mendapat tip. Hanya saja di Jepang tidak ada sektor industri jasa yang masuk dalam kategori tersebut. Pegawai restoran dianggap sudah mendapat

Tanda kondisi keuangan sudah merdeka

Guna mempersiapkan kebebasan keuangan atau financial freedom , banyak cara bisa ditempuh. Mereka yang sudah menyadari tujuan ini, bisa jadi ketika pertama kali bekerja, ia sudah rajin menyisihkan uang untuk menabung. Seiring waktu berjalan, ia tak lagi hanya mengandalkan tabungan, juga investasi. Kemudian, setelah kondisi stabil, orang itu akan mulai mencicil rumah, sembari tetap berusaha menabung. Cicilan KPR berjalan lancar, utang kartu kredit selalu lunas. Hal tersebut akhirnya membuat orang itu yakin kondisi keuangannya sudah sehat. Namun, orang tersebut akan tetap pusing tiap menjelang ajaran baru. Sebab, ia harus mengeluarkan uang untuk biaya sekolah anak. Belum lagi bila anak masuk ke sekolah baru dengan jenjang pendidikan lebih tinggi. Uang terasa cepat terkuras. Bila kamu merasakan hal yang sama, artinya kondisi keuanganmu sebenarnya belum benar-benar sehat. Bila kondisi ini tak segera kamu perbaiki, tujuan untuk mencapai kebebasan keuangan bisa men

Mau Jadi Pebisnis? Ini 5 Tips dari Presiden Inter Milan

Jakarta, IDN Times – Kamu mau jadi pengusaha? Sudah kebayang belum mau usaha apa dan bagaimana usaha kamu nantinya? Atau kamu sudah punya rancangang bisnis tapi kamu belum punya modalnya? Dalam acara Suara Millenial by IDN Times, pebisnis sekaligus Ketua INASGOC Erick Thohir berbagi tips menjadi pengusaha. Perlu kamu tahu, Erick sudah mulai berjualan sejak usia 9 tahun lho. Ini dia 5 tips dari Erick Thohir. 1. Mulai bisnis dari hal yang kamu suka Ilustrasi online shop (Pixabay/fancycrave1) Kamu yang menyukai sport mungkin tahu bahwa Erick punya beberapa klub olahraga, seperti Satria Muda, DC United, Philadelphia 76ers hingga Inter Milan. Erick juga punya sejumlah bisnis di bidang media. Ia pun mengaku, kedua bidang itu adalah hal yang ia suka. “Teori saya, kalau kita mencintai sesuatu, itu bisa jadi bisnis. Kebetulan saya senang di media dan sport , saya pulang malam, bangun pagi, itu yg buat saya jadi kurus karena

Enam Masalah Keuangan yang Hantui Generasi Milenial

VIVA  – Muda dan sudah bekerja serta memiliki penghasilan tetap yang terbilang besar belum tentu bebas dari masalah keuangan. Pada kenyataannya, sebagian besar generasi milenial memang begitu akrab dengan sejumlah persoalan finansial meskipun telah memiliki pendapatan yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Gaya hidup atau pergaulan kerap menjadi penyebab utama dalam persoalan-persoalan finansial yang dialami generasi milenial. Mengingat ada banyak anak muda yang menjalankan pola hidup konsumtif dalam keseharian mereka. Lalu, bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah persoalan yang sama juga terjadi pada dirimu? Waspadai gaya hidup yang djalani. Sebab berbagai kebiasaan konsumtif bisa saja menimbulkan masalah besar nanti. Kalau finansial bermasalah, berbagai masalah lainnya juga bisa saja terjadi dalam hidupmu. Untuk itu, mulailah memperbaiki kondisi keuangan sejak awal supaya berbagai persoalan finansial tidak aka

Kiat Menjaga Work-Life Balance untuk Hidup yang Produktif dan Bahagia

Ayyub Mustofa   1:59 PM on Nov 17, 2017 Sebelum era smartphone dan laptop, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat kita lihat dengan jelas. Mungkin kamu mulai bekerja ketika tiba di kantor saat pukul delapan pagi, dan berhenti kerja ketika jam menunjukkan pukul lima sore. Sesekali mungkin kamu lembur, tapi pekerjaan di luar waktu normal tersebut dihitung sebagai tambahan ekstra. Tidak demikian dengan zaman sekarang. Lewat smartphone , kita bisa berkirim email dan melakukan koordinasi kapan saja. Kita juga bisa membuat presentasi, menulis dokumen, bahkan mengontrol server dari rumah, asalkan ada laptop dan internet. Sedikit demi sedikit, pekerjaan pun menyusup masuk ke waktu pribadi, jam tidur, bahkan hari liburmu. Jam kerja yang tidak menentu ini bisa membuat keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadimu—biasa disebut work-life balance —menjadi terganggu. Work-life balance yang buruk adalah masalah yang sering terjadi di dunia entre

8 Tips Efektif Menjaga Produktivitas Saat Bekerja dari Rumah

Oleh: Siska Nirmala Puspitasari 1 November, 2017 - 19:04 Kemajuan teknologi saat ini, telah memunculkan fenomena bekerja jarak jauh atau bekerja dari rumah semakin menjamur. Teknologi komputasi penyimpanan ringan (cloud computing) dan mobile internet membuat hal ini semakin mungkin dilakukan. Seperti dilansir dalam siaran pers JobStreet.com Indonesia, fakta fenomena tersebut dibuktikan dalam laporan 'The 2017 State of Telecommuting in the US Employee Workforce'. Dari laporan tersebut diketahui, jumlah karyawan yang bekerja dari rumah telah tumbuh sebesar 115% dari tahun 2005 sampai 2015. Selain itu juga ditemukan bahwa di Amerika Serikat, lebih dari 40 persen karyawan telah ditawarkan pilihan kerja yang fleksibel pada tahun 2017, dibandingkan tahun 2010. Meski bekerja dari rumah terdengar menyenangkan, namun butuh penyesuaian diri yang tidak mudah, terutama bagi yang baru pertama kali memulai aktivitas tersebut. Bekerja

Punya Kebiasaan Ini, Anda Pasti Orang Produktif

Liputan6.com, Jakarta Daripada menghabiskan waktu untuk menunda-nunda pekerjaan, ada cara untuk menunjukkan sisi produktivitas dari beberapa kebiasaan yang Anda lakukan. Hal-hal kecil ini bisa membantu Anda menjadi lebih produktif. Dilansir dari Reader Digest pada Jumat (2/2/2018), ini dia beberapa kebiasaan yang bisa menunjukkan bahwa Anda pasti orang yang produktif 1. Fokus Untuk Bahagia Salah satu studi di University of Warwick, Inggris, menemukan orang yang lebih bahagia, 12% lebih produktif di lingkungan kerja daripada rekan mereka yang tidak bahagia. "Ini masuk akal terutama mengingat gejala depresi yang umum adalah penurunan motivasi dan perhatian," kata Aparna Iyer MD, psikiater holistik dan asisten profesor di UT Southwestern Medical Center di Dallas, Texas. Jika Anda melihat bahwa Anda sedang berjuang untuk mempertahankan pandangan positif, carilah saran untuk menjadi lebih positif. Selain itu, jangan ragu untuk mencari pertolongan. "

Generasi Millennial Mulai Irit Mengeluarkan Uang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi millennial sering disebut membuang-buang uang untuk kesenangan sekilas seperti kopi dan makan siang yang digabung dengan sarapan pagi. Karena itu pula, generasi millennial dianggap tidak bisa membeli rumah. Dikutip dari Metro , Senin (30/7) sebuah penelitian baru telah muncul untuk mengkonfirmasi hal ini. Disebutkan generasi millennial sebenarnya sangat berhati-hati mengeluarkan penghasilan mereka. The Millennial Money Survey oleh F & C Investments telah menemukan generasi millennial tidak menolak untuk mengurangi pengeluaran. Alasan utama mengapa generasi millenial gagal menabung adalah terlalu banyak tagihan yang harus dibayar. 68 persen dari mereka yang diwawancarai mengatakan mereka bermaksud menghemat lebib banyak uang tahun ini daripada 2017. 59 persen mengklaim upaya menabung mereka digagalkan oleh tagihan penting. 60 persen lebih suka melewatkan acara khusus daripada meminjam uang. 35 persen generasi mill