Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Gaji Anda Tak Pernah Cukup? Coba Bedakan Irit dan Pelit

JAKARTA  - Siapa pun orangnya, pasti menginginkan gaji yang besar . Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan juga semua keinginan. Namun apakah Anda juga pernah bahkan sering mendengar keluhan di sekeliling Anda bahwa gaji yang diterima tiap bulan tidak pernah cukup, bahkan hanya pas untuk membiayai kebutuhan pokok saja. Bahkan lebih ironis lagi ketika sebagian orang yang punya pekerjaan tetap namun masih harus “nombok” alias berutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan tak jarang terjadi. Padahal gaji pas-pasan sekalipun sejatinya tidak sepenuhnya benar untuk dalih sulit mencukupi kebutuhan pokok. Terlebih lagi beranggapan bahwa kebutuhan hidup cukup sulit dipenuhi selama hanya jadi karyawan. Sebab jika dipelajari lebih dalam dengan melakukan pengaturan keuangan dengan baik, menjadi karyawan juga bisa kok untuk menutup kebutuhan, dan bisa menabung dengan baik. Bahkan sebenarnya dengan pendapatan yang tetap itu, maka perencanaan keuangan pun lebih mudah pengaturannya. Maka dari itu,

Hasil Survei: Orang Indonesia Paling Optimis Dalam Meraih Kesuksesan Hidup

Vemale.com  - Ladies, menurutmu makna sukses itu seperti apa? Bekerja di perusahaan ternama, jabatan tinggi, atau memiliki gaji besar? Nah, sebenarnya makna sukses bagi sebagian besar masyarakat Indonesia ternyata sederhana, yaitu dapat menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan, seperti yang diungkap dari ‘Success’ studi terbaru dari LinkedIn. Ketika diminta untuk menjelaskan tentang makna dari kesuksesan secara umum, lebih dari 74% orang Indonesia setuju bahwa sukses berarti ‘Bahagia’, diikuti ‘Sehat’ (64%) dan ‘Menjaga Keseimbangan antara Karier dan Kehidupan Pribadi’ (62%). Data juga mengungkap bahwa orang Indonesia paling optimis dalam hal mampu meraih sukses dalam waktu satu tahun, jika dibandingkan orang-orang dari negara lain di Asia Pasifik. Sebanyak 16% orang Indonesia mengungkapkan optimismenya untuk bisa meraih sukses dalam waktu satu tahun, sedangkan negara yang memiliki orang-orang dengan tingkat optimisme tinggi lainnya di Asia Pasifik adalah India (10%), diikuti oleh

Bahaya Terlalu Sering Mengajak Anak ke Mal

KOMPAS.com - Saat mengajak Si Kecil berjalan-jalan kerap kali mungkin Moms kehabisan ide atau malas untuk pergi yang jauh sehingga memilih mengajaknya ke mal. Sebenarnya mengajak anak main ke mal bukanlah pilihan buruk karena banyak sekali hal yang dapat dilakukan di sana. Meski demikian, ternyata terlalu sering mengajak Si Kecil pergi ke mal ternyata memiliki bahaya tersendiri lho, seperti:  1. Konsumtif Tentulah tak sedikit pengeluaran yang Moms keluarkan ketika sudah berkunjung ke mal.  Pengeluaran besar tersebut meliputi tiket masuk wahana permainan, membeli makanan dan minuman, belum lagi godaaan diskon atau barang bagus.  Nah! Jika minimal seminggu sekali saja Si Kecil dibawa ke mal, lama-lama kegiatan ini menjadi sebuah gaya hidup. Mereka akan selalu menagih untuk ke mal lagi di akhir pekan. Kebiasaan ini tentu akan berpotensi terbawa sampai mereka dewasa dan dapat membuatnya menjadi sosok dengan perilaku konsumtif .  2. Gaya hidup yang mewah Ketika bepergian ke

7 Tip Manajemen Waktu Ini Dapat Membantu Kamu Lebih Produktif

Setiap orang diberikan jumlah waktu yang sama dalam satu hari, tidak lebih dan tidak kurang. Akan tetapi mengapa ada seseorang yang dalam sehari dapat mengerjakan hal yang berdampak luar biasa, namun ada juga yang tidak menghasilkan apapun? Salah satu penyebab kurangnya produktivitas adalah karena tekanan pekerjaan. Sebuah studi yang dirilis oleh  The British Medical  menyatakan stres pada lingkungan kerja dapat diminimalkan melalui manajemen waktu yang efektif. Jika kamu merasa selalu kekurangan waktu untuk mengerjakan suatu hal, tujuh tip manajemen waktu berikut dapat membantu kamu menjadi lebih produktif. Buat rencana harian, mingguan, dan bulanan Sumber Catat apa yang akan dikerjakan esok hari sebelum kamu tidur. Mengerjakan suatu hal tanpa perencanaan akan membuatmu kehabisan waktu dan tenaga keesokan harinya. Ketika kamu membuat daftar apa saja yang akan kamu lakukan esok hari, hal ini membuat tubuhmu menjadi jauh lebih siap dan santai ketika bekerja, karena kamu sud

Konsumerisme, Budaya Manusia atau Sekadar Gejala?

Seiring perkembangan kehidupan setiap manusia pastilah mengalami perubahan-perubahan dan perubahan sudah terjadi sejak jaman dahulu kala. Sampai-sampai banyaknya perubahan yang ada, manusia juga kadang kala juga kerepotan menghadapinya.  Perubahan dengan maksudnya yaitu proses perubahan masyarakat berserta dengan kebudayaan dari hal-hal yang bersifat tradisional ke  modern  atau istilahnya disebut modernisasi. Namun, globalisasi pun juga salah satu faktor mempengaruhi juga, karena penyeragaman budaya bagi seluruh masyarakat dunia. Globalisasi muncul karena adanya arus informasi dan komunikasi secara  online . Sehingga dapat menjangkau semua masyarakat. Akibatnya, manusia yang ada di dunia ini seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan dan budaya yang sama. Akan menimbulkan, ketidaksiapan manusia dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar dan adanya problem sosial . Dengan begitu, akan menimbulkan salah satu yaitu konsumerisme. Sed

7 Keuntungan Hidup Disiplin dan Teratur

KOMPAS.com - Ada dua tipe orang di dunia ini: mereka yang suka mengerjakan segala sesuatunya suka-suka dan mepet deadline, dan mereka yang terbiasa beraktivitas mengikuti jadwal yang terinci. Yang manakah Anda? Kalau Anda adalah tipe orang kedua yang biasa hidup teratur, tampaknya Anda harus berbangga hati.  Tidak hanya kebiasaan baik ini memudahkan rutinitas sehari-hari, ternyata hidup rapi dan teratur juga membawa banyak manfaat kesehatan. Memiliki kebiasaan hidup teratur dan lebih terorganisir adalah kunci untuk mencapai keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesejahteraan mental. Apa saja manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan jika terbiasa hidup lebih teratur dan rapi?  1. Mengurangi stres dan depresi Menurut sebuah penelitian yang dimuat di Journal of Personality and Social Psychology Bulletin, kebiasaan hidup yang lebih disiplin dapat membuat Anda menyelesaikan segala pekerjaan dengan lebih efektif. Pada akhirnya, hal ini akan mengangkat beban mental dari bayang-ba

Utang Anda Produktif atau Konsumtif?

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta  - Utang membuat kerja jadi semangat!  Mungkin itu ungkapan yang sering kita dengar. Memang benar, dengan adanya utang maka kerja seseorang akan menjadi lebih semangat supaya bisa membayar utang tersebut. Mau tidak mau, punya atau tidak punya, Anda harus tetap membayar kewajiban untuk melunasi utang. Jika membahas soal utang yang baik dan buruk, kita akan berbicara mengenai penggunaan utang tersebut untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Bagaimana dengan Anda? Takut berutang atau melakukan utang sudah menjadi kebiasaan? Idealnya, kita tidak mempunyai utang. Apabila kita bisa memanfaatkan utang dengan bijak, utang bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan finansial kita. Dalam ilmu perencanaan keuangan, utang bukanlah sesuatu yang buruk. Utang dibagi menjadi dua yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Utang Produktif Utang produktif adalah utang yang dimanfaatkan untuk kegiatan produktif dan bisa menciptakan nilai tambah misalnya untu

Alasan Perlunya Berinvestasi di Properti Komersial

Alasan Perlunya Berinvestasi di Properti Komersial KOMPAS.com - Investasi properti dikenal sebagai cara tradisional dan aman untuk menghasilkan keuntungan yang besar . Selain properti tempat tinggal, sektor komersial atau ritel juga diketahui memberikan hasil investasi yang baik. "Bagi orang yang ingin mendiversifikasi investasi mereka dengan penghasilan tetap dan modal yang bertumbuh, properti ritel adalah pilihan yang baik," kata seorang pengamat industri. Faktor pertimbangan Lokasi menjadi faktor penting ketika berinvestasi properti. "Jika ada kelebihan pasokan ruko hari ini maka ada juga permintaan untuk itu. Namun, keberhasilannya sangat tergantung di mana lokasinya dan produk apa yang dijual," kata mantan Malaysian Association for Shopping and Highrise Complex Management’s Richard Chan kepada StarBizWeek. Dia mengatakan, akses dan lokasi properti adalah faktor penting. “Hari ini, lokasi bukan satu-satunya kriteria. Jika kompleks perbelanjaan sulit di