Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

8 Pelajaran Hidup Sederhana dari Orang-Orang Super Kaya Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Mungkin banyak di antara kita yang terlanjur mengidentikkan hidup sederhana dengan kondisi miskin atau kurang uang. Tampilan sederhana dinilai kurang bergaya, bahkan dianggap tidak punya modal. Diakui atau tidak, masih banyak kalangan yang beranggapan bahwa uang yang melimpah ruah perlu ditunjukkan dalam bentuk penampilan yang serba wah. Sebenarnya, hal itu bukan sebuah persoalan selama uang yang menjadi modal penampilan tersebut berasal dari hasil kerja keras yang halal. #gayahidupproduktif #investasi #investasicerdas Bukan uang hasil korupsi apalagi hasil menipu orang. Namun, tahukah Anda, para orang super kaya yang ada di dunia ini justru menampilkan gaya hidup yang sederhana? Di era media sosial di mana banyak orang seolah berlomba memamerkan segala hal, para super kaya ini justru menjalankan gaya hidup yang tetap sederhana, hemat dan efisien. Mereka memilih fokus pada apa hal-hal yang lebih penting dalam hidup, ketimbang menghabiskan waktu da

PERSPEKTIF: Lebaran Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi

Bisnis.com , JAKARTA – Perayaan Hari Raya Idul Fitri menjadi berkah tersendiri bagi perekonomian Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Bagaimana tidak, rata-rata konsumsi masyarakat meningkat menjelang dan beberapa hari setelah lebaran. Konsumsi rumah tangga memang menjadi komponen utama dalam struktur perekonomian Indonesia. Pada 2017, setidaknya konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 56,13% bagi pertumbuhan ekonomi. Konsumsi yang tinggi selama Ramadan dan Lebaran terjadi seiring meningkatnya daya beli masyarakat sebagai dampak penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh pengusaha kepada setiap karyawannya sebagaimana diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Meningkatnya pendapatan masyarakat akibat adanya penerimaan THR menjelang lebaran, membuat peredaran uang di masyarakat semakin tinggi. Bank Indonesia mencatat, kebutuhan uang kartal selama Ramadan dan Lebaran tahun ini mencapai Rp188,2 tril

Ubah Perilaku Konsumtif Menjadi Produktif

MENTERI  Perdagangan, Gita Wirjawan belakangan ini gencar mengkampanyekan penggunaan produk dalam negeri. “ Bangga menggunakan produk anak bangsa” begitu kampanye melalui sejumlah media massa, termasuk di koran kita. Penggunaan produk dalam negeri memang harus menjadi gerakan nasional. Gerakan ini tidak bisa ditunda – tunda lagi mengingat penggunaan produk impor kian merebak bagi sebagian besar masyarakat kelas menengah ke atas. Repotnya lagi, sikap hidup konsumtif pun sepertinya sudah menjadi budaya di Indonesia. Jika konsumtif terhadap produk lokal, dapat memajukan perekonomian nasional, tetapi konsumtif terhadap produk luar negeri, ini yang harus dicegah. Padahal barang impor yang dibeli pun belum tentu dibutuhkan. Tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan inilah salah satu ciri sikap komsumtif. Artinya sepanjang mampu membeli, apapun dibeli, meski barang tersebut bukan merupakan kebutuhan mendesak. Setiap ada produk-produk baru yang muncul dipasaran

ASN, THR dan Komsumerisme

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah istilah baru yang sebelumnya disebut dengan pegawai negeri atau pegawai negeri sipil (PNS) . Perubahan nama tersebut akibat diberlakukannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2014. ASN terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Sebagai modal dasar bagi pemerintah, maka ASN memiliki peran vital dalam mencapai tujuan politik pemerintah, khususnya dalam menentukan pergerakan roda pemerintahan. Gerak kutub pekerjaannya berkelindan dengan pelayanan publik dan implemnetasi kebijakan. Arus globalisasi mengharuskan aparatur negara (ASN) mengembangkan kompetensinya dengan maksud dapat mengimbangi gerak laju perubahan yang terjadi setiap waktu. Sehingga kemajuan dibidang apapun dapat diantisipasi tanpa mengorbankan steakholder yang dilayaninya. Pemerintah yang diwakili oleh aparat pengambil kebijakannya harus memikirkan dan bekerja keras untuk membangun birokrasi dan aparaturnya agar semak